Laman

Selasa, 21 Agustus 2012

PESONA MASJID TUO JORONG KAYU JAO

Komplek berdirinya Masjid Tuo dilihat dari atas tebing jalan

Tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan masjid ini. Mungkin disebabkan karena publikasinya yang kurang dan lokasi masjid ini berdiri. Terletak di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Ditepi jalan besar Nagari Batang Barus terdapat persimpangan jalan kecil dan plang bertuliskan pemberitahuan bahwa persimpangan kecil ini merupakan jalan masuk menuju  lokasi masjid tuo berdiri. Persimpangan jalan kecil ini berjarak sekitar 10-15 km dari perempatan jalan besar menuju Alahan Panjang, Kabupaten Solok. Jalan menuju lokasi adalah jalan kecil dengan lebar sekitar 2 meter dengan kondisi georgrafis jalan yang menurun cukup curam dan sedikit berbelok-belok. Sekitar 100 meter menjelang masjid, jalan menurun sangat curam, dianjurkan untuk para pengunjung yang membawa kendaraan, demi keselamatan agar memarkir kendaraannya dibagian atas jalan saja dan turun berjalan kaki menuju masjid. 

Masjid Tuo dilihat dari halaman samping masjid
Masjid Tuo (masjid tua), begitu orang-orang biasa menyebutnya, dikarenakan usianya yang sudah ratusan tahun dan termasuk salah satu masjid tertua yang masih berdiri dan berfungsi baik di bumi Minangkabau.
Berkunjung ke Masjid Tuo seperti berkunjung ke masa lalu. Masjid Tuo yang sudah berusia ratusan tahun berada dalam keadaan sangat terawat, telah mengalami beberapa kali renovasi agar bisa terus berfungsi sebagaimana mestinya, dengan tetap mempertahankan arsitektur aslinya yang sederhana dan sangat identik dengan Masjid Demak di Banten yang atapnya juga bersusun tiga. Di samping keasliannya yang tetap terjaga hingga kini, masjid awalnya dibangun tanpa menggunakan satu buahpun paku, hanya menggunakan pasak kayu disetiap sambungan kayu-kayunya sampai terjadi renovasi beberapa tahun yang lalu, ada beberapa bagian sambungan kayu-kayu masjid yang kemudian menggunakan paku. Atap masjid terbuat dari ijuk melambangkan desain rumah adat Minangkabau yaitu Rumah Gadang. Di bagian mihrab (mimbar dan tempat imam) juga diberi gonjong seperti Rumah Gadang.

Mighrab Masjid Tuo yang berbentuk Gonjong Rumah Gadang terlihat jelas dari atas jalan
Mighrab Masjid Tuo yang berbentuk Gonjong Rumah Gadangjuga dapat dilihat dari arah depan masjid yang dipenuhi tumbuhan bunga
Seperti layaknya keberadaan masjid dimana saja pasti ada bedug yang menyertainya. Masjid Tuo juga mempunyai bedug yang sudah sangat tua, terbuat dari kayu balok yang memiliki rongga cukup besar ditengahnya, berada di halaman sebelah kiri masjid. Menurut keterangan masyarakat setempat, usia masjid dan bedug itu sama tuanya.

Bedug masjid terlihat berada dihalaman depan sebelah kiri bangunan masjid
Keberadaan Masjid Tuo merupakan tanda sejarah bahwa agama Islam telah ada dan berkembang sejak lama di daerah Solok. Dan nagari tempat berdirinya masjid ini menjadi pusat agama Islam tersebut berkembang. 
Masjid Tuo Kayu Jao, menurut sumber berita yang dapat dipercaya, berdiri kira-kira tahun 1567 M (abad ke 15). Masjid ini merupakan pusat kegiatan 3 anak nagari, di kanagarian Batang Barus, yaitu; Jorong Lubuk Selasih, Jorong Kayo Aro, dan termasuk tempat berdirinya masjid tersebut yaitu Jorong Kayu Jao.
Pada dahulunya segala kegiatan yang akan dikerjakan oleh ke tiga anak nagari tersebut baik itu berupa fisik ataupun mental harus dimusyawarahkan di masjid tersebut. Bila ada anak nagari yang tidak mau menjaga kelestarian mesjid, maka tidak dibenarkan memakai mesjid itu lagi. Masjid ini juga menjadi tempat berkumpul pemuka-pemuka masyarakat nagari-nagari tersebut dalam rangka memecahkan masalah dan merencanakan pembangunan nagari.
Berdirinya masjid ini tidak terlepas dari peranan penting beberapa orang dikala itu; 

Angku Imam yang bernama Musaur (orang-orang dulu memanggil beliau Mashur/Termashur). Dulunya setiap mesjid memiliki imam, muadzin (bilal). Di masjid tuo ini dahulunya yang menjadi imam (angku imam) bernama Musaur. Berkenaan nama ini tidak salah orang memanggil beliau Angku Imam Mashur karena setiap beliau membawakan sholat berjama’ah selalu ramai diikuti makmum (jema’ah sholat). Faktor-faktor yang mendorong ramainya jama’ah ketika beliau menjadi imam adalah karena suara beliau yang merdu, pandai berirama, bacaan tepat dan benar.

Angku Labai sekaligus sebagai Bilal. Nama Angku Labai orang-orang tahu pasti, sebuah nama yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat di ke tiga nagari tadi. Kepopuleran nama beliau disebabkan karena kemerduan suaranya. Selain kemerduan suaranya Angku Labai punya kelebihan yang lainnya. Ada kisah yang bercerita begini; Angku Labai sedang bergunting (bercukur), kemudian tiba-tiba beliau bermohon kepada tukang cukur agar beliau diberi izin sebentar, beliau berkata kepada tukang cukur bahwa beliau menerima firasat dari Makkah (salah satu tanah suci ummat Islam di Negara Arab Saudi, tempat berdirinya Ka’bah) kalau di Makkah sedang terjadi kebakaran dan beliau akan pergi kesana, terheran-heranlah tukang cukur tadi. 
Maka berangkatlah Angku Labai dalam keadaan terbengkalai cukurannya. Tidak lama kemudian beliau kembali. Nyatanya ada benarnya firasat Angku Labai tadi, hal ini dibuktikan dari keterangan seseorang yang baru pulang dari menunaikan ibadah haji sesudah peristiwa itu terjadi, yang mana orang bersangkutan pada waktu terjadi peristiwa kebakaran di Mekkah itu sedang menunaikan ibadah haji disana. Yang membuat orang-orang heran, kenapa beliau itu pergi tidak begitu lama, dalam hari itu juga beliau kembali, sesudah itu melanjutkan kembali cukuran beliau yang terbengkalai tadi.
Kelebihan beliau yang lainnya, ketika seorang sahabat beliau mengajak kepasar, beliau menjawab agar sahabatnya pergi terlebih dahulu dan beliau akan menyusul. Ketika sahabatnya telah sampai dipasar, sahabat beliau tersebut melihat beliau telah selesai berbelanja dan siap untuk pulang, maka terheran-heranlah sang sahabat. Sahabat tersebut bertanya ”samo apo angku kamari (dengan apa Angku kesini)? “ Angku Labai hanya menjawab dengan senyuman, sehingga makin terkenal dan diseganilah beliau dimasa itu.
Sesudah wafatnya Angku Imam, beliau dimakamkan dimuka mihrab masjid yang sekarang masih dapat kita saksikan. Beliau meninggal dunia disaat menjadi imam sholat Jum’at. Waktu kematian yang menurut keyakinan ummat muslim adalah salah satu waktu kematian yang sangat baik.
Angku Bilal sesudah wafatnya dimakamkan diseberang masjid dekat Jirek (langgar), yaitu tempat beliau sholat diluar sholat dimasjid. Konon menurut cerita yang ada, apabila terjadi kemarau berkepanjangan dan masyarakat gelisah kekurangan air, digeserlah sedikit sandi Jirek (langgar), dari situ akan keluarlah air. Kemudian keanehan kuburan beliau yang lainnya, apabila kedengaran kuburan beliau bergema/berbunyi, itu merupakan suatu pertanda akan ada bencana yang akan datang tidak lama kemudian, hanya Tuhan-lah yang tahu kebenarannya.

Salah seorang orang tua yang bertempat tinggal tak jauh dari komplek bangunan masjid
 
Keunikan Mesjid Tuo

1.   Tiang (tonggak) masjid berjumlah sebanyak 24 tiang, melambangkan jumlah Ninik Mamak yang 24 orang.
2.      Jendela masjid sebanyak 13 buah, melambangkan rukun sholat.
3.      Anak tangga memasuki masjid berjumlah 5 undakan, melambangkan Rukun Islam.
4.      Masjid dibangun 3 tingkat yang melambangkan Imam, Khatib dan Bilal.
5.      Atap masjid dibangun 2 tingkat, melambangkan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Setiap sore Masjid Tuo menjadi tempat berkumpul anak-anak yang belajar mengaji dan bermain
 
Sampai sekarang Masjid Tuo masih dipakai sebagai tempat ibadah dan keperluan keagamaan lainnya bagi tiga anak nagari. Setiap sore komplek berdirinya masjid terlihat ramai dengan keberadaan anak-anak untuk belajar mengaji dibangunan TPA yang terdapat dipintu jalan masuk menuju masjid. Keramaian fungsi masjid dimasa lalu seperti tergambar dimasa sekarang.  

Selesai belajar mengaji anak-anak pengajian bergotong royong membersihkan komplek bangunan masjid
Salah seorang anak duduk di pintu jendela masjid yang besar. Karena bangunan masjid tidak terlalu tinggi, jendela yang besar menjadi efektif untuk sirkulasi udara bersih didalam masjid

5 komentar:

  1. catatan perjalanan mengunjungi rumah Allah yang sangat menarik sekali bang tanjung :)
    visual fotonya memanjakan mata serta melepas rindu terhadap mesjid tua Jorong Kayu Jao ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk komentar ny Yud....tag ke abg juga doong tulisan2 yudi yang amat sangat menarik itu...dan hasil jepretan2yudi yg memuaskan mata :-) kapan kita travelling bareeng ??

      Hapus
  2. Tulisan yang menarik untuk di baca bg.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah saya diberi kesempatan berkunjung dan menikmati kusyuknya beribadah di masjid ini.. subhanallah

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah saya diberi kesempatan berkunjung dan menikmati kusyuknya beribadah di masjid ini.. subhanallah

    BalasHapus